Langsung ke konten utama

Postingan

Mungkin?

Ini hanyalah pemikiran absurd tentang milyaran kemungkinan di dunia ini. Pertemuan dan perpisahan adalah sebagian kecil dari setiap kemungkinan. Seketika aku berpikir tentang pertemuan kita, andai saat itu aku tidak mencoba mungkin kita tidak akan pernah bertemu, andai saat itu aku tidak memaksakan diri meskipun sedang sakit mungkin kita tidak akan pernah berjumpa, atau lebih jauhnya andai pada siang setahun yang lalu aku tidak mengangkat telepon itu mungkin kita tetaplah menjadi dua orang asing. Tapi semesta bekerja, di antara milyaran kemungkinan, aku memilih untuk mengangkat telepon itu, aku memilih untuk mencoba, dan aku memilih untuk memaksa hingga kita berjumpa. Tapi tunggu, rasanya juga tidak adil jika semua hanya tentang ku. Aku juga ingat cerita mu, tentang segala pilihan yang akhirnya kau pilih hingga akhirnya semesta bekerja mempertemukan kita. Aku berpikir bagaimana jika kita bertemu sebelum kita memilih jalan yang sekarang? mungkin kita hanyalah dua orang asing yang bert
Postingan terbaru

Sepersekian detik

Pada sepersekian detik tatap Ada tanya yang puan titip Kepada hati yang telah menutup Sudikah tuan menetap? Pada sepersekian detik singgah Hanyalah puan yang bersungguh Meski tuan terus menyanggah Pada sepersekian detik hirup Rasa puan terus mengharap Meski tuan terus menghirap Pada sepersekian detik Pada sepersekian detik Pada sepersekian detik Puan mengharap tuan menjadi titik.

Tiga tahun

Tulisan ini dibuat hampir tengah malam, waktu yang tepat untuk istirahat bagi sebagian orang, atau bahkan waktu bekerja untuk sebagian yang lain. Tak ada yang spesial dari malam ini untukku, entah bagaimana menurutmu dan manusia lainnya Sudah lama rasanya aku tidak membuat coretan disini, beberapa kisah yang pernah ku tulis telah berakhir, namun beberapa masalah yang pernah ku ceritakan masih membebani.  Sejujurnya aku tak tahu akan jadi apa tulisan ini, aku juga tak tahu apa yang ingin ku tulis. Mungkin cerita ini tak semanis minuman cokelat favoritmu, lebih membosankan dibanding komik kesukaanmu, dan tidak lebih penting dari pekerjaanmu. Tak terasa sudah tiga tahun sejak tulisan terakhirku di sini. Waktu adalah hal yang terukur dengan pasti, skala yang sama bagi semua orang, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Tetapi skala hanyalah skala, waktu memiliki nilai yang berbeda bagi setiap manusia. Satu menit akan terasa lama bagi seseorang yang tengah menunggu, tetapi

Mereka bilang

Mereka bilang ini percuma, Mereka bilang ini akan sia sia, hanya membuang waktu, tak bisa diharapkan. Mereka mengaku sudah mengetahui bagian akhir, padahal memulai saja belum, entah mungkin mereka hebat dalam meramal. Mereka selalu mengatakan atas dasar pengalaman, bukannya segala sesuatu tak harus sama? Bukankah selalu ada beribu kemungkinan di dunia ini? Mereka bilang saya mengambil resiko, hanya akan menyakitkan, tapi bukankah dunia ini penuh resiko? Segala sesuatunya pasti memiliki baik dan buruk. Mereka bilang saya berpikir singkat, bukankah kita tidak akan tahu sampai kapan kita berada di dunia ini? Mereka bilang ini, itu, begini, begitu. Entahlah. Segala sesuatunya masih terlihat  baik baik saja. Biarkan ini mengalir seperti air, tidak, bukan berarti saya tidak berpikir esok atau lusa. Saya hanya sedang menikmati masa ini, saat ini, yang entah akan sampai kapan berakhir dan bagaimana akhirnya. Jika memang nantinya mereka benar, setidaknya saya sudah m

entah

Entah.. Ini bukanlah tentang waktu.. Bukan tentang seberapa lama aku mengenalmu, bukan tentang seberapa sering kita bertemu, bahkan bukan pula seberapa lama aku menunggu. Bukanlah tentang jarak Bukan seberapa dekat kita berpijak, atau pun seberapa jauh kita berjarak, yang ku tahu hingga kini rasa ini belum retak meski jarak berusaha merusak. Bukan pula tentang rupa Jika seseorang mencintai hanya karena rupa, ku yakin tak ada seorang pun yang akan beragama. Jujur aku memang pernah terpana akan rupa. Tapi percayalah rupa bukan yang utama. Kurasa ini juga bukan tentang logika Bukan tentang benar atau salah, baik atau buruk, hitam atau putih. Entah sedang dimana logika ku saat ini. tapi satu hal pasti aku mencintai caramu mencintai Nya meski kita tak sama, ku harap Dia tak akan marah aku menyukaimu hanya karena kita berbeda. Sungguh aku tak mengapa, aku hanya menikmati saat ini dan tak akan menuntut apa apa, teruslah cintai Dia. Karena aku juga akan melakukan

2014

hei bloggie! long time no post yea. anjirr loh yaa gue jd rada kagok gt lama gak ngeblog wkwk by the way time flies so fast!! gak kerasa banget 2014 udah beneran abis. Huaaa kalo mau flashback soal 2014 tuh rasanya kayak nano nano bgt. Ini salah satu tahun terpenting buat gue *ea haha Banyak hal terjadi di 2014, banyak juga pelajaran yang bisa gue ambil dari tahun ini. Mulai dari sedih, kecewa, putus asa, seneng, bersyukur, hufftt indescribable feeling lah haha Di 2014 ini juga banyak "hello" and "goodbye" *tsaaah 2014 tahun dimana gue harus berjuang mati-matian buat secara resmi ngelepas masa putih abu gue, cukup berat karena gue mesti ngelewatin berbagai ujian yang bener bener bikin capek 2014 tahun dimana gue akhirnya berhasil dapet predikat "lulus". Sumpah yaa cuma demi 1 kata itu gue harus ujian ini itu, tapi akhirnya usaha keras gue terbayarkan. yap gue resmi melepas masa putih abu abu itu :') Dan disini menurut gue adalah part yang cuk

Lost..

Pada akhirnya semua akan kembali menuju jalannya masing-masing. Melupakan segala janji yang pernah terucap, mengabaikan segala angan yang pernah terukir bersama. Demi sebuah angan pribadi, demi sebuah cita-cita, dan demi sebuah kebaikan dimasa depan. Ya memang sudah waktunya kita harus memikirkan masa depan, memang sudah seharusnya kita menata hidup. Bukan, kita bukan harus berpisah. Pada dasarnya kita memang masih berada dalam satu lini tujuan, namun kali ini kita hanya harus belajar lebih mandiri, belajar agar mampu menopang angan dengan kaki sendiri, dan belajar agar mampu meraih cita dengan tangan sendiri. Kurasa sudah terlalu lama kita beriringan, berjalan bergandeng tangan dan saling menopang. Saat ini mungkin yang kita butuhkan hanya doa yang saling menguatkan. Apa hanya aku yan merasa tidak siap dengan ini? Atau hanya aku yang merindukan saat kita berjalan bersama? Entahlah. Mungkin ini hanyalah masalah waktu. Hai, mungkin waktu kita memang sudah kadaluwarsa, mungkin inila